Rabu, 23 Januari 2008

Kenali Infeksi Penyebab Kemandulan

Infeksi saluran reproduksi bukan hanya dapat menimbulkan gangguan sesaat seperti gatal dan pedih. Namun, juga dapat menimbulkan gangguan jangka panjang, sulit mendapatkan keturunan.

Menurut Dr Prita Kusumaningsih, SpOG, Supervisor Departemen Kesehatan Ibu dan Anak Bulan Sabit Merah Indonesia, penyebab infeksi saluran reproduksi bisa bermacam-macam. Ada yang disebabkan oleh kuman, parasit, atau virus.

Selain penyebab yang beragam, infeksi juga dapat trejadi di tempat yang berbeda. Ada yang mengenai organ bagian luar, maupun dalam. Organ kelamin perempuan yang berada di ’dalam’, menyebabkan kemunculan infeksi seringkali tidak disadari. Akibatnya, bila terlambat mendapatkan terapi, dampak yang ditimbulkannya bisa lebih buruk.

Langsung dan tidak langsung

Tak hanya infeksinya, bahkan bekas infeksi yang sudah sembuh pun dapat mengakibatkan kemandulan, terutama yang menyerang saluran telur.

Dalam beberapa kasus, saluran telur yang memiliki diameter sangat kecil dapat tersumbat oleh bekas infeksi yang sudah sembuh. Bekas luka ini dapat berupa tonjolan yang menutup atau menyumbat saluran telur. Sumbatan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik (di luar kandungan) karena sperma dan ovum yang telah bertemu terhambat untuk turun dan melekat pada dinding rahim. Bahkan, sumbatan ini juga dapat menghalangi terjadinya pembuahan.

Sementara itu ada pula infeksi yang bisa menyebabkan kemandulan secara tidak langsung, misalnya ketika terjadi infeksi pada vagina. Bila infeksinya parah, sperma bisa terhalang untuk bertemu dengan ovum, karena ”Suasananya tidak menunjang kehidupan sperma, bahkan bisa mematikan sperma”, tutur dokter spesialis lulusan Universitas Airlangga ini.

Keputihan abnormal

Salah satu keluhan yang sering diutarakan kaum perempuan adalah soal keputihan, yaitu gejala keluarnya cairan dari vagina yang bukan berasal dari darah haid. Warnanya dapat jernih, kuning atau kehijauan. Kadang-kadang juga berbau.

Keputihan sendiri oleh kalangan medis sesungguhnya dianggap normal karena kemunculannya dipengaruhi oleh siklus haid, hormonal, atau aktivitas seksual. Namun, ciri keputihan normal ini adalah bila berwarna jernih, tidak berbau, tidak gatal, tidak pedih dan muncul hanya di saat-saat tertentu saja.

Menurut Prita, ada beberapa situasi yang menyebabkan keluarnya cairan jadi agak berlebih, namun masih termasuk normal. Misalnya, saat hamil, masa subur, menjelang haid, atau kondisi stres, baik stres fisik maupun psikis. ”Pada saat cairan yang keluar agak banyak, maka seharusnya perempuan itu harus ekstra hati-hati dalam menjaga kebersihan karena bisa memicu timbulnya infeksi. Yang semula keputihan normal, bisa berubah menjadi tidak normal,” imbuh istri Dr.Basuki Supartono, SpBO ini.

Sebaliknya, keputihan abnormal sebagai pertanda adanya infeksi bercirikan : cairan yang keluar tak lagi bening, jumlahnya banyak, gatal, pedih, berbuih, berbau, dan sering sekali munculnya. Selain itu, ada pula keputihan yang disebabkan oleh keganasan (tumor, kanker), polip leher rahim atau karena adanya benda asing dalam liang kemaluan.

Jenis infeksi saluran reproduksi yang kerap menimbulkan gangguan kemandulan antara lain Klamidia dan Kutil kelamin.

Klamidia

Infeksi klamidia disebabkan oleh bakteri yang bernama chlamydia trachomatis, yang terutama sering menyerang leher rahim. Infeksi ini menimbulkan keluhan keputihan yang disertai dengan nyeri saat kencing dan perdarahan setelah hubungan seksual.

Penularan penyakit ini seringkali tidak disadari karena kebanyakan perempuan yang terinfeksi tidak merasakan gejalanya (asimptomatik). Bila infeksi telah berlangsung lama (kronis), maka akan merembet ke saluran telur dan menimbulkan nyeri perut bagian bawah dan mengakibatkan kemandulan atau kehamilan di luar kandungan.

Kutil kelamin

Kutil kelamin atau kondiloma akuminata, merupakan salah satu bentuk infeksi yang disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV), berupa kutil di sekitar alat kelamin, bahkan sampai ke bagian dalam liang kemaluan dan leher rahim.

Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HPV, ibu hamil yang memiliki kutil kelamin kepada bayinya saat persalinan, atau cara penularan melalui tangan atau jari yang mengandung kutil ke daerah alat kelamin.

Kelainan ini berupa tonjolan berbentuk seperti jengger ayam yang berwarna seperti kulit. Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin, seperti dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Adakalanya, karena letak kutil kelamin dapat berada di liang kemaluan atau leher rahim, seorang perempuan baru menyadari bahwa dirinya terinfeksi saat melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim (Pap Smear).

Langkah pencegahan, terapi tepat

Munculnya keputihan abnormal seharusnya diantisipasi dengan cara menjaga kebersihan diri, pakaian, dan lingkungan. Hindari penggunaan pembalut atau pantyliner yang menggunakan parfum untuk mengantisipasi kemungkinan alergi. Meski sedang berada di luar rumah dan banyak melakukan aktivitas, ingatlah untuk mengganti pembalut atau celana dalam untuk menghindari kelembaban di daerah vagina.

Jangan mudah minum jamu-jamuan karena pada dasarnya hanya menghilangkan cairannya saja, bukan penyebabnya.

Meski sebagian orang berpendapat keadaan yang baik adalah vagina kering, adanya lendir di vagina sesungguhnya bukan sesuatu yang perlu dihindari. Alloh SWT memang menciptakan kondisi saluran kelamin berlendir dan salah satu gunanya adalah untuk membunuh kuman, namun tidak mematikan bakteri baik yang ada di sana.

Penggunaan cairan ’bilas vagina’ yang berlebihan juga dapat merusak keadaan vagina yang normal. Derajat keasaman vagina berubah, bakteri baiknya mati, dan tumbuhlah organisme lain yang justru akan menyebabkan keputihan.

Terapi penanggulangan infeksi mesti dilakukan secara tepat sesuai penyebab infeksi. Bila penyebabnya jamur, harus diobati dengan anti jamur. Bila diagnosa infertilitas terjadi akibat adanya perlengketan atau sumbatan, maka yang harus dilakukan adalah memperbaikinya dengan tindakan bedah.

”Untuk melepaskan perlengketan dan memperbaiki sumbatan saluran indung telur membutuhkan teknik yang cukup canggih,” imbuh dokter yang juga ibu dari lima orang anak ini. Tentu saja, untuk mendapatkan diagnosa yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Pengobatan-pengobatan ini cenderung memakan waktu cukup lama, biaya yang relatif mahal serta membutuhkan partisipasi aktif baik suami maupun istri. ”Karena bila hanya istri yang berobat, padahal ia tertular dari suaminya, maka pengobatannya menjadi sia-sia. Karena infeksi akan bolak-balik dan tak pernah selesai,” jelas dokter yang aktif di layanan Al Fauzan ini.

(Sarah Handayani/Bahan : Rosita, Ummi 2004)

Tidak ada komentar: