Jumat, 11 Januari 2008

Mitos Seputar ASI

Banyak mitos seputar ASI yang tidak dipahami sepenuhnya oleh para ibu menyusui. Ini beberapa diantaranya :

Mitos : Banyak wanita tidak dapat memproduksi cukup ASI
Fakta : Tidak benar. Hampir semua wanita (98%) dapat memproduksi ASI lebih dari cukup. Kebanyakan bayi yang penambahan berat badannya lambat atau menurun disebabkan bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup, akibat cara menghisap yang tidak benar. Karenanya, Ibu yang akan melahirkan harus tahu cara menyusui dengan benar. Sehingga penyusuan dapat berjalan dengan baik sejak hari saat bayi dilahirkan.

Mitos : Jumlah ASI biasanya belum mencukupi hingga 3-4 hari setelah kelahiran.
Fakta : Tidak benar. Pada masa ini, cairan yang keluar dari payudara bukanlah ASI berwarna putih, tetapi kolostrum yang berwarna kekuningan. Ini adalah cairan penting karena kandungan antibodinya yang tertinggi. Banyak keluhan yang menyatakan, ”Bayi saya kelihatan masih lapar setelah saya susui”. Ini bukan disebabkan oleh ASI yang kurang, melainkan cara penghisapan yang tidak benar. Pemberian susu botol akan menyebabkan bayi tidak bisa menghisap ASI dengan benar. Karenanya, jangan sekali-sekali menggunakan susu botol.

Mitos : Selain ASI, bayi perlu air, terutama ketika udara panas.
Fakta : Tidak benar. ASI mengandung jumlah air yang cukup bagi bayi. Saat udara panas atau di daerah udara panas, ASI mengandung air lebih banyak daripada di daerah/saat udara dingin. Pada daerah yang udara dingin, kandungan lemak ASI biasanya tinggi, karena lemak berguna dalam mempertahankan suhu tubuh terhadap dingin.

Mitos : Ibu harus membersihkan puting sebelum menyusui.
Fakta : Tidak benar. Persiapan susu formula memerlukan perhatian ekstra dalam kebersihan karena susu formula adalah media yang mengandung bakteri untuk berkembang dengan sangat mudah. Sementara ASI, dengan kandungan antibody-nya justru dapat membunuh bakteri. Mencuci puting bahkan bisa menghilangkan lapisan lapisan lemak pelindung yang ada di puting. Jika mau ”membersihkan”, ibu bisa mengoleskan ASI di puting, sebelum proses menyusui.

Mitos : ASI tidak mengandung zat besi yang cukup.
Fakta : Tidak benar. Kandungan zat besi dalam ASI biasanya lebih sedikit daripada yang diiklankan dalam susu formula. Bedanya, seluruh zat besi dalam ASI dapat diserap secara sempurna oleh pencernaan bayi. Zat besi pada susu formula memang tinggi, tetapi sebagian besar malah dibuang melalui sistem pencernaan.

Mitos : Susu formula sama dengan ASI
Fakta : Sejak tahun 1900-an iklan susu formula selalu diiklankan sama atau bahkan lebih baik dari ASI. Dalam kenyataannya susu formula hanya bisa meniru kandungan ASI, sejauh zat-zat yang diketahui saja. Artinya, susu formula memiliki kekurangan zat yang banyak sekali dibandingkan dengan ASI. Ironisnya, setiap kekurangan zat ini ditambahkan, akan selalu diiklankan sebagai ”kelebihan”. Contohnya : LA, DHA, Taurin, yang semuanya terdapat di ASI dan dapat diserap dengan sempurna oleh tubuh bayi.

Ira Puspadewi, aktivis IBFAN
Sumber : Peadiatrics About

Tidak ada komentar: