Sabtu, 12 Januari 2008

Strategi Kerja Bagi yang Punya Anak Banyak

Punya anak banyak juga berarti punya pekerjaan rumah tangga yang banyak. Mulai dari memandikan anak satu per satu, menyuapinya satu per satu sampai ke cucian yang banyak dan memasak makanan juga dalam jumlah banyak. Bagi yang punya khadimat (pembantu) mungkin tidak begitu jadi masalah dengan pekerjaan ini, karena pekerjaan dapat didelegasikan. Tapi kalau seorang ibu dengan jumlah anak di atas 3 orang dengan jarak umur 1-1,5 tahun, tentunya cukup kerepotan juga mengatur waktu antara mengurus anak, mengurus suami, dan mengurus pekerjaan rumah tangga tanpa ada ’asisten’ yang mendampinginya. Untuk itu diperlukan keuletan si ibu dalam mengatur ’roda pemerintahannya’ agar rumah tangga yang mawaddah wa rohmah tercapai. Tentunya ini juga berarti rumah tangga yang bersih, anak-anak yang terawat dan anggota keluarga yang sehat. Jangan sampai yang terjadi sebaliknya, punya anak banyak berarti rumah berantakan dan anak-anak yang tidak terawat dengan baik. Berikut adalah beberapa kiat yang dapat menjadi pertimbangan para ibu untuk dipraktekkan dalam mengelola rumah tangga tanpa ada khadimat.

Bangunlah sekitar jam 03.30 atau jam 04.00 WIB. Rendam cucian (bila perlu), masak air, dan lakukan ibadah sunnah (sholat lail, tambah witir, dan tilawah Al Qur’an) sampai menjelang sholat shubuh. Selesai sholat shubuh baru lakukan aktivitas kerja rumah tangga. Pertama-tama cucilah pakaian yang sudah direndam menjelang sholat shubuh tadi. Untuk memudahkan pencucian, pisahkanlah rendaman pakaian bayi, pakaian anak-anak, dan pakaian orang dewasa. Celana/popok yang kena BAB, sebaiknya direndam dengan detergen yang memakai air panas karena ini dapat memudahkan pelarutan kotoran bekas BAB. Mencuci pakaian bayi cukup dengan mengucek saja karena golongan ini hanya kena ompol yang gampang larut dengan air (akan lebih baik menyediakan ember khusus untuk merendam pakaian kotor bayi yang senantiasa diisi air). Cucilah pakaian bayi terlebih dahulu, baru pakaian anak-anak dan orang dewasa. Selesai mencuci sebaiknya langsung saja mandi. Mandi sehabis mencuci ini disamping mencegah masuk angin (karena pakaian yang basah sewaktu mencuci), juga untuk membersihkan soda sabun yang menempel di tangan dan kaki agar tidak terjangkit kutu air.
Selesai mencuci dan menjemur pakaian, kegiatan selanjutnya adalah memasak untuk sarapan pagi sekeluarga. Sebaiknya anak-anak dibiasakan makan di pagi hari sebelum melakukan aktivitasnya. Untuk sarapan pagi cukup makanan yang sederhana, gampang dimasak, dan tentunya mengandung gizi yang cukup. Contohnya : sayur bayam bening, tahu/tempe goreng, dan sambal (untuk suami dan anak yang sudah besar). Sebaiknya ibu selalu menyediakan telor atau kecap sebagai makanan cadangan. Biasanya setelah urusan memasak ini selesai, anak-anak akan bangun satu per satu. Akan tidak efektif dan efisien kalau pekerjaan rumah tetap dilanjutkan dalam situasi seperti ini.

Sebaiknya anak-anak dimandikan segera setelah mereka bangun. Akan sedikit sulit mengaturnya kalau mereka sudah terlanjur main. Mandikanlah anak yang paling besar terlebih dahulu, baru kemudian yang di bawahnya. Sebaiknya pakaian mereka sudah disiapkan selengkapnya sebelum mereka bangun. Termasuk juga yang perlu disiapkan adalah perlengkapan sekolah bagi yang sudah sekolah. Setelah rapih, semua anak disuruh makan. Akan lebih baik mengajarkan anak makan sendiri sedini mungkin. Kalau hal ini belum memungkinkan, suapilah anak-anak pada waktu yang bersamaan karena hal ini dapat menghemat waktu dan tenaga. Jangan memaksa anak makan, karena hal ini justru dapat membuat mereka kurang suka dengan suasana ini. Tapi ciptakanlah suasana yang menyenangkan sewaktu makan, misalnya sambil mengajak mereka ngobrol atau sambil bercerita.

Belanja untuk kebutuhan sehari-hari sebaiknya dilakukan 1 atau 2 kali seminggu saja. Hal ini selain dapat menghemat waktu dan tenaga, juga akan lebih murah biayanya. Bagi yang punya lemari pendingin/kulkas, belanja sayuran dan lauk-pauk dalam jumlah banyak mungkin tidak menjadi masalah. Tapi bagi yang tidak punya tidak usah merasa berkecil hati. Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan agar bahan masakan dapat cukup bertahan lama. Sayuran bayam misalnya, dapat bertahan selama 2-3 hari jika dalam keadaan masih segar akarnya langsung direndam air dan diletakkan di tempat yang basah (sumur atau kamar mandi). Tahu dan tempe dapat bertahan 2-3 hari jika sebelumnya direbus dengan memakai garam dan sedikit cuka/jeruk nipis. Ayam dan daging dapat diungkeb dengan bumbu dan direbus dengan api kecil supaya air yang dikandung ayam/daging dapat kering. Bumbu untuk mengungkeb terdiri dari jahe, lengkoas, ketumbar, kunyit, dan garam, semuanya digiling halus. Supaya lebih praktis siapkanlah selalu bahan makanan mentah kering seperti kacang-kacangan, ikan kering/ikan asin, abon, telor, cabe, bawang, dan bumbu-bumbu dapur.

Adalah sangat ideal untuk menyetrika semua pakaian setiap hari. Tapi dalam kondisi anak banyak dengan tidak ada pembantu, kita harus punya toleransi untuk tidak menyetrika semua pakaian setiap hari. Pakaian kerja ayah, pakaian sekolah anak-anak, pakaian jalan, dan pakaian yang bahannya benar-benar kusut, harus mendapat prioritas untuk disetrika. Sedangkan yang lainnya cukup hanya dilipat dengan rapih dan langsung disusun pada tempatnya, karena anak-anak akan tergoda untuk memainkannya sehingga akan berantakan kembali. Dan ini tentunya akan sangat merepotkan. Membiasakan melipat pakaian setiap hari akan dapat menjaga kerapihan dan kepraktisan kerja.

Tugas menyapu dan mengepel rumah setiap hari harus menjadi prioritas. Di samping masalah kerapihan dan keindahan, menyapu dan mengepel rumah setiap hari juga untuk menjaga kesehatan dan keamanan anak. Anak-anak akan aman bermain di lantai dan tidak kotor. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan pada saat anak-anak tidur siang. Akan tidak efisien jika kegiatan ini dilakukan pada saat anak-anak sibuk bermain karena dapat membahayakan kesehatan mereka (anak-anak jadi menghisap debu lantai) dan juga dapat menyebabkan mereka terjatuh karena menginjak lantai yang licin bejas dipel.

Punya peralatan elektronik seperti mesin cuci, kulkas, rice cooker, dan kompor gas akan sangat membantu kemudahan kerja. Tapi sekali lagi, ini hanya sekedar membantu kelancaran kerja saja, sementara kunci kelancaran kerja tetap pada faktor manusianya. Kemajuan teknologi akan dapat membantu kalau kita sebagai ibu dapat mengatur semua alat bantu tersebut sehingga benar-benar dapat menjadi pemabntu. Dan yang terpenting adalah perawatan dari peralatan tersebut. Mesin cuci misalnya, selalu dilap sehabis digunakan dan ditutup dengan rapih. Begitu juga dengan kulkas, harus selalu dibersihkan dari kotoran dan bau. Kedisiplinan dalam merawat barang-barang akan menjaga barang tersebut berfungsi secara maksimal di samping juga akan tahan lama.

Masalah lain yang juga perlu dapat prioritas adalah kesehatan anak. Mencegah penyakit lebih baik dari mengatasinya. Minum susu setiap hari atau memakan kacang hijau 2-3 kali seminggu sangat baik untuk menjaga kesehatan termasuk juga buat ayah dan ibu. Tapi kalau sudah dicegah, penyakit tetap juga datang, bawalah anak-anak ke dokter atau bidan terdekat. Sebaiknya anak ditangani oleh dokter yang sama karena ini akan memudahkan dokter dalam pendeteksian penyakit, khususnya kalau ada penyakit yang dapat menular sesama anak. Di samping itu juga biayanya lebih murah karen aobat yang sama di antara anak tidak harus ditebus semua. Biasakan juga mencatat perkembangan kesehatan anak, seperti menimbang berat badan, obat-obatan yang biasa diberikan dokter untuk penyakit tertentu seperti batuk atau pilek sehingga kita tidak harus selalu ke dokter jika anak-anak batuk atau pilek.

Tugas sebagai ibu rumah tangga memang tidak gampang, tapi juga tidak berarti sulit. Pengalaman dan pengetahuan (atau informasi) akan dapat menjadikan kita semakin ringan dalam mengurus rumah tangga, suami, anak, dan juga diri kita sendiri karena kita semakin menghayati dan semakin tahu dengan pekerjaan yang kita hadapi. Modal keikhlasan dan kesabaran akan sangat membantu meringankan seberat apa pun pekerjaan runah tangga. Dan bukankah jihadnya seorang wanita antara lain di rumah tangga suaminya? Dan bukankah jalan ke surga itu jalan yang mendaki dan sukar? Pertanyaan-pertanyaan ini tentunya akan mengingatkan kita betapa bahagianya menjadi seorang Ibu. Wallahu a’lam.

Era.Z.Chattar.S (Majalah Ummi 1997)

Tidak ada komentar: