Jumat, 11 Januari 2008

Jalin Kasih dengan ASI

“Dan para ibu hendaklah menyusui anak-anak mereka dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya”. (Al Baqoroh : 233)

Vety (27) seorang wanita karier professional. Setiap pagi hingga sore senantiasa disiplin pergi ke kantor. Sepulang dari kantor ia biasanya mengadakan meeting dengan teman-temannya dalam sebuah organisasi pemuda hingga malam hari. Agar tidak mengganggu kesibukannya, anaknya Andi yang lahir 1,6 tahun lalu dirawat oleh baby sitter. Asupan ASI yang seharusnya menjadi hak si kecil digantikan posisinya dengan susu kaleng mahal yang dibeli di sebuah mall terbesat di kota Vety.

Pernahkah anda mengalami kondisi demikian? Kesibukan jika dituruti memang tiada habisnya. Setiap waktu hidup kita akan terkuras habis untuk mengurusi aktivitas pribadi kita tanpa mengindahkan hak-hak orang lain tak terkecuali buah hati kita. Demikian pula dengan memberikan ASI kepada anak kita. Hal itu merupakan kewajiban yang harus ditunaikan kepada anak.

Kenapa demikian? ASI bagi bayi adalah makanan yang paling mudah diterima, karena merupakan bahan makanan yang fitrah baginya. Bahkan sangat penting bagi pertumbuhan jasmani dan rohani bayi. Kebutuhan jasmani berupa kesehatan dan daya tahan tubuh, sedangkan kebutuhan rohani berupa pembentukan sikap dan tingkah laku seseorang.
Ketika seorang ibu menyusui bayinya, si ibu tidak sekedar sedang memberi makan agar si bayi tidak menangis kelaparan, tetapi di saat itu pula ibu dan bayinya tercipta suasana saling mengasihi dengan penuh cinta. Sambil menyusui, si ibu akan memeluk, membelai, dan mengelus-elus bayinya dengan penuh kasih sayang. Lewat air susunya, ibu mengekspresikan perasaan cintanya yang amat tulus kepada si bayi. Dan bayi pun secara naluriah merasakan semua itu. Tentu saja hal ini akan membawa pengaruh positif pada perkembangan mental dan fisik si bayi kelak.

Dari segi gizi, ASI merupakan produk makanan siap saji yang berfungsi sebagai makanan sekaligus minuman bagi bayi. Kandungan gizinya terlengkap dari makanan bayi yang lain. Mencakup karbohidrat, air, vitamin, dan zat imuglobolin. Para ibu hendaklah menyusui bayi mereka selama dua tahun penuh. Memberikan ASI kurang dari dua tahun adalah merugikan kepentingan bayi itu sendiri. Sedangkan memberi ASI lebih dari 2 tahun tidak diperlukan bagi kepentingan tuntutan pertumbuhan jasmani bayi. Jika usia lebih dari 2 tahun masih menyusu, maka tetap diperlukan zat atau makanan selain ASI untuk mendukung tumbuh kembang bayi. Dengan menyusui selama 2 tahun terdapat ikatan emosional yang lebih kuat antara ibu dan bayinya, karena si bayi merasakan langsung kasih sayang ibunya.

Banyaknya produk suplemen vitamin atau susu kaleng yang kini beredar secara bebas bisa berdampak baik sekaligus berdampak buruk. Suatu produk suplemen harus menjalani uji klinis dulu sebelum dipasarkan. Ia menegaskan agar kita tidak terlena begitu saja dengan rayuan iklan yang hiperbolis. Banyak produk susu kaleng atau susu formula yang dalam iklan disebutkan mengandung asam linoleat, DHA, dan sebagainya. Namun sampai detik ini tidak ada bukti yang bisa berkata bahwa susu formula mampu menyamai khasiat ASI. Selain itu secara teknis konsumsi, ASI lebih mudah dan higienis. Tidak perlu pakai kaleng, dot, atau lainnya. Yang jelas, dilihat dari sudut manapun, ASI jauh lebih baik dari kualitas susu kaleng. Permasalahannya ada bayi yang tidak suka dengan ASI. Dalam kasus ini, lebih baik digantikan dengan susu kaleng yang kandungan gizinya hampir setara dengan kandungan gizi ASI.

Untuk itu, bagi wanita yang akan menikah perlu disiapkan beberapa hal. Pertama, persiapan psikologis, sebab menyusui adalah perjuangan yang cukup berat dan durasi waktu yang cukup panjang. Kedua, perawatan payudara. Hal ini penting, jika secara psikologis siap, namun payudara tidak produktif maka bayi akan dirugikan. Produksi ASI yang melimpah hanya bisa terjadi dengan perawatan payudara yang baik. Ketiga, tekad yang kuat. Hal ini perlu didukung suami dalam memompa semangat sang istri untuk menyusui.

Dr.Arif Basuki, Sp.An

Tidak ada komentar: